Righteous Kill
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Quisque sed felis
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Etiam augue pede, molestie eget.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan topic yang sudah lama diperbincangkan. Begitu pula dengan permasalahan kemiskinan. Tetapi sampai saat ini di Negara kita Indonesia masih belum bisa menyelesaikannya. Tidak perlu jauh-jauh memisalkan tingkat pendidikan dipelosok daerah yang kita ketahui masih kurang sarana dan prasana penunjangnya yang menjadikan siswa kita disana yang mayoritas masih sulit mengejar pengetahuan didaerah pusat, di Jakarta pun yang banyak orang mengatakan sebagai kota metropolitan yang semuanya terlihat “wah” tetap saja masih terlihat banyak anak bangsa yang masih belum bisa bersaing didalam bidang pendidikan.
Seperti contohnya dapat dilihat pada setiap ujian akhir nasional (UAN) yang masih banyak siswa yang tidak lulus, ada guru yang mengatakan “anda sebagai anak didik yang bersekolah di Jakarta, seharusnya bisa melalui Ujian Akhir Nasional dengan mudah dan tidak mendapat nilai rata-rata karena bobot materi pendidikan yang diberikan lebih dari yang diberikan didaerah”, tetapi kenyataan dilapangan masih ada saja siswa yang tidak lulus. Sebenarnya apa yang terjadi?. Bagaimana Bangsa Indonesia kita yang besar ini dapat maju jika peserta didik tidak sanggup dalam belajar?
Mungkin salah satu penyebabnya adalah tidak seimbangnya perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Menurut saya hal tersebut terjadi karena pola pembelajaran yang salah. Saat belajar siswa dituntut untuk mendapat nilai yang baik agar dapat terus bersekolah, sejak TK sampai SMA seperti itu maka terpolakan lah pikiran siswa untuk mengejar nilai bukan untuk bisa. Pesan ayah saya adalah saya belajar bukan untuk mengejar title tetapi jadikan ilmu pengetahuan itu seperti “perkakas” saat ingin membetulkan benda yang rusak. Jadi saya harus menguasai semua aspek ilmu agar saat saya menghadapi masalah apapun saya siap menyelesaikannya karena saya sudah tau ilmu yang harus saya terapkan dan dengan teknologi masalah-masalah apapun dapat terselesaikan dengan mudah.
Jika semua anak bangsa sudah memiliki bekal maka akan mudah untuk bangsa ini maju, dengan warga yang pintar akan pintar dalam menyelesaikan masalah (tidak seperti pemerintahan saat ini yang terlihat kaku dengan PROSEDUR yang menyusahkan dan lama menyelesaikan setiap masalah nasional..ckck). Pemerintah pandai dalam menyelesaikan problem dengan menunjuk pihak ahli, pihak ahli perusahaan yang merekrut banyak warga Indonesia yang pintar. Dengan demikian tidak ada lagi yang miskin karena sudah memiliki pekerjaan semua dan setiap masalah dalam negeri selesai dengan cepat tanpa bantuan Negara lain.
Jadi IPTEK harus dikembangkan dengan baik agar dapat menopang kehidupan bangsa, menjadikan bangsa Indonesia yang besar, tidak hanya menjadi penonton tetapi siap menjadi top player.
sekian